Skip to main content

aaaaaaaaaiaiaiaiaia autiiissss mode on

hmmm bete to the max mode on pagi iniiii hahaha. sumpah betein banget gatau kenapaaaaa -,- try to MOVE ON dong shifa! hihi begooo banget deh aku masih sering bete gara gara hal sepele yang susah yaitu ngga bisa ngelupain orang yang aku sayang dan keinget teyuuuuss hmm ;( untung ajaaaa aku cuma bete pagi2 doaaaaaang tapi kebiasaan deh aku ya. kalo udah bete gitu malahan ujung2nya aku jadi hyper gitu rada autis -,- ahuahuhahahahau tolooooool banget deh. seharian akhirnya hari ini aku yaaaaa rada rada gila gitu deh gamau diem. tapi yaaaaaa alhamdulillah aku kalo udah jadi rada2 gitu yaaa seidkit lupa sama yang lain dan pengennya bercanda aja bawaannyaaaaa hehe kea anak keciiiil hmmm -,- tapi yaaa mau digimanain lagi cobaaaa daripada aku kalo diem aja bisa bisa cengeng ntar malahan nangis lagi lagi diem gitu hmm parah ah maleeesss capek kalo nangis terus hahaha kaya orang gabisa apa apa kalo nangis mulu hehe ngeles. yang pasti ya allah aku mau banget MOVE ON yaaaa semoga bisaaaaaaaaaaaaa amin amin amin yaallaaaaah ;) daripada terus kebayang2 dan aku stuck ditempat gabisa buka hati lagi mendingan aku cari kegiatan ya? yang enak apa yaaa? hmmm tapi aku rasa ga usah cari kegiatan aku emg sibuk kok ahuahahaha maklum ditambah jadwal kls 3 yang rada-rada rebek gitu deh huhu takuuut bentar lagi mau uaaaaaaannnn o_0 tapi aku yakin kok semoga uan aku fokus dan ga keganggu sama masalah2 lain deh yaaaaa hehe

Comments

Popular posts from this blog

My Impression for Some of Interview Experiences

     Dalam satu bulan belakang ini, saya dan teman-teman lain yang mengambil kelas Teknik Wawancara disibukkan dengan praktek wawancara di lab dengan tiga setting yang berbeda yaitu PIO, pendidikan, dan klinis. Kemudian juga kami diberikan tugas akhir untuk wawancara di panti yang telah ditentukan, dan saya beserta kelompok mendapatkan bagian wawancara ke panti RPLU, Jelambar. Pada saat pertama kali saya praktek wawancara di lab dengan setting PIO, saya merasa sangat gugup. Mungkin karena pertama kali praktek, jadi saya belum pernah merasakan dan rasa guguplah yang dominan timbul pada diri saya. Pada saat praktek setting PIO, saya merasa gugup, kurang lancar, dan kurang luwes pada saat pelaksanaannya. Saya takut bahwa waktu yang diberikan terasa lama dan pertanyaan yang saya tanyakan akan habis sebelum waktunya. Namun ternyata anggapan saya salah, justru pada saat di dalam lab dan proses wawancara berlangsung terasa cepat dan menyisakan banyak pertanyaan yang belum saya tanyakan. Dala

Pentingnya untuk Mengetahui “Social History” Klien, Must Read This!

        Social History sendiri memiliki arti riwayat sosial. Tujuan utama mengetahui riwayat sosial klien adalah untuk dapat menggali informasi lebih dalam dan dapat menemukan informasi yang merupakan dasar masalah dari klien. Kemudian tujuan lain dari riwayat sosial adalah untuk mendengar persepsi dan melihat ekspresi dari klien mengenai perasaanya yang ditimbulkan dan berkaitan pada saat bercerita mengenai berbagai riwayat sosialnya, tentunya membantu menemukan akar masalahnya dimana klien merasa tidak nyaman pada hal tertentu di dalam riwayat sosialnya.      Pada saat melakukan proses wawancara pertama dengan klien, interviewer pasti mewawancarai mengenai riwayat sosial klien. Ada beberapa area dari riwayat sosial yang harus diperoleh oleh interviewer yang saya rangkum dibawah ini, area yang dimaksud yaitu:             1.     Family History Riwayat keluarga, dengan siapa saja klien tinggal, masalah-masalah yang pernah terjadi di dalam keluarga, siapa saja anggota keluargan

Tugas Review Tekhnik Wawancara (Bag.Klinis)

Febriani Sifa Amalia 705100095 Kelas C Tugas Tekhnik Wawancara Review Presentasi Wawancara Psikolog Klinis      Pada tugas kali ini, wawancara terhadap piskolog klinis dewasa dan anak, masing-masing dilakukan oleh dua kelompok. saya mulai dengan review kelompok pertama: Kelompok Psikolog Klinis Dewasa Kelompok klinis dewasa yang pertama:      Subjek menjelaskan mengenai pentingnya pemahaman kita mengenai wawancara. Karena   wawancara merupakan a lat atau modal utama bagi para lulusan sarjana psikologi yang benar-benar harus dikuasai . Kemudian untuk melengkapi kemampuan dasarnya, untuk lebih mengenal kliennya seorang psikolog memerlukan w awancara dan observasi , serta alat tes sebagai tambahannya untuk memperkuat asumsi. Subjek menggunakan tekhnik wawancara karena tidak butuh tes yang banyak dan rumit, serta hanya perlu menguasai tekhnik wawancara yang baik. Prosedur pada saat wawancara dilakukan oleh subjek tidak terstruktur, tidak menggunakan panduan wawancar