Skip to main content

Basics Important Things About Interview


     Hello everybody! Dari pelajaran yang saya dapatkan di kelas, saya akan sharing disini. Kali ini saya akan berbagi ilmu mengenai beberapa hal dasar yang perlu untuk kita kuasai dalam wawancara. Sebenarnya wawancara itu simpel jika kita telah benar-benar menguasai hal dasar ini yang memang sangat penting untuk dimiliki agar menjadi seorang interviewer yang baik, namun semua itu juga perlu didukung oleh latihan terus menerus dalam peng-aplikasian wawancara tersebut.
     Agar menjadi pewawancara yang baik dan dapat menggali informasi dengan baik, kita memerlukan beberapa kunci utama, yaitu:
1.    Kemampuan membina rapport
Kita harus mampu memberikan lingkungan yang hangat, nyaman, untuk mendorong klien agar dapat berbicara dengan bebas dan jujur ​​tentang topik yang sesuai dengan wawancara.
2.    Empati
Untuk menghadirkan empati, kita harus tetap fokus pada klien anda setiap saat. Respon Empati memungkinkan klien Anda untuk mengetahui bahwa Anda menerima, memahami, dan dapat membantu mereka dalam menyelesaikan masalahnya.
3.    Attending behavior
Kunci dari attending behavior adalah memberikan kesempatan pada klien untuk berbicara, dan menceritakan tentang diri mereka, dengan mengurangi kesempatan kita untuk berbicara lebih banyak. Karena kita tidak dapat menggali informasi jika kita terus berbicara dan hanya sedikit memberikan kesempatan terhadap klien.
4.    Teknik bertanya
Teknik bertanya dalam wawancara ada dua macam, yaitu:
-       Open Question
Bersifat tidak mengarahkan, dan klien dapat lebih bebas mengutarakan perasaannya dan kita mendapatkan informasi yang lebih banyak dari klien.
-       Closed Question
Bersifat mengarahkan, dan biasanya merujuk pada jawaban tertentu dan jawabannya bersifat pendek seperti “ya” atau “tidak”.
     Namun dalam teknik bertanya, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan dan bersifat menyakiti klien, seperti:
·         Being Intrusive
Seperti memaksa klien untuk bercerita atau berbicara, karena dapat mengganggu, menghilangkan respek dan kepercayaan klien terhadap kita.
·         Interrogating The Client
Menanyakan hal-hal yang tidak penting, di luar kebutuhan data, ataupun yang bersifat personal, karena dapat membuat klein takut bercerita dan menutupi informasi yang justru penting.
·         Controlling Client Explores
Tidak mengontrol emosi klien, biarkan saja klien mengungkapkan seluruh emosi dan perasaannya tanpa bertanya terus menerus dan diulang.
·         Satisfying Interviewer’s Need
Tidak bertanya hal yang tidak dibutuhkan, hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu kita, karena membuat klien merasa terganggu.
5.    Keterampilan observasi
Keterampilan observasi, fokus pada 3 area, yaitu:
v  Perilaku Non-verbal
Seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuh klien. Dan yang paling penting, hindari stereotype hanya dari penampilan atau perilakunya.
v  Perilaku Verbal
Fokus terhadap hal yang diceritakan oleh klien, kemudian perhatikan kata-kata yang menjadi key words dari masalah klien.
v  Konflik, diskrepansi, dan inkongruensi
Kita harus mewaspadai terjadinya ketidak sesuaian antara tindakan verbal dan non-verbal klien pada saat wawancara. Inkongruensi dapat memperlihatkan bahwa klien merasa tidak nyaman ataupun berbohong pada saat wawancara.
6.    Active listening
Active listening terdiri dari:
o   Encouraging
Yaitu variasi secara verbal ataupun non-verbal yang diberikan kepada klien agar mendukung klien untuk cerita lebih banyak. Memberikan ekspresi yang tertarik dengan cerita yang dipaparkan klien, lalu memberikan probing agar klien menceritakan lebih banyak hal, kemudian beri kesempatan klien untuk bercerita lebih banyak dan kita mendengarkan.
o   Paraphrase and reflection of feeling
Paraphrase yaitu focus pada hal yang akan kita selesaikan nantinya, kemudian meberikan refleksi kalimat klien namun tidak mengulang-ulang kalimat yang diucapkan oleh klien. Kemudian jangan me-label klien dengan kata emosi seperti sad, scared, dll.
o   Summarizing
Menyimpulkan cerita yang telah dipaparkan oleh klien, dapat digunakan untuk klarifikasi akan hal-hal yang klien ceritakan.
So Guys, Inilah beberapa hal penting yang harus kalian kuasai dalam wawancara, pelajari dengan baik ya! Thanks for the attention J

Comments

Popular posts from this blog

My Impression for Some of Interview Experiences

     Dalam satu bulan belakang ini, saya dan teman-teman lain yang mengambil kelas Teknik Wawancara disibukkan dengan praktek wawancara di lab dengan tiga setting yang berbeda yaitu PIO, pendidikan, dan klinis. Kemudian juga kami diberikan tugas akhir untuk wawancara di panti yang telah ditentukan, dan saya beserta kelompok mendapatkan bagian wawancara ke panti RPLU, Jelambar. Pada saat pertama kali saya praktek wawancara di lab dengan setting PIO, saya merasa sangat gugup. Mungkin karena pertama kali praktek, jadi saya belum pernah merasakan dan rasa guguplah yang dominan timbul pada diri saya. Pada saat praktek setting PIO, saya merasa gugup, kurang lancar, dan kurang luwes pada saat pelaksanaannya. Saya takut bahwa waktu yang diberikan terasa lama dan pertanyaan yang saya tanyakan akan habis sebelum waktunya. Namun ternyata anggapan saya salah, justru pada saat di dalam lab dan proses wawancara berlangsung terasa cepat dan menyisakan banyak pertanyaan yang belum saya tanyakan. Dala

Pentingnya untuk Mengetahui “Social History” Klien, Must Read This!

        Social History sendiri memiliki arti riwayat sosial. Tujuan utama mengetahui riwayat sosial klien adalah untuk dapat menggali informasi lebih dalam dan dapat menemukan informasi yang merupakan dasar masalah dari klien. Kemudian tujuan lain dari riwayat sosial adalah untuk mendengar persepsi dan melihat ekspresi dari klien mengenai perasaanya yang ditimbulkan dan berkaitan pada saat bercerita mengenai berbagai riwayat sosialnya, tentunya membantu menemukan akar masalahnya dimana klien merasa tidak nyaman pada hal tertentu di dalam riwayat sosialnya.      Pada saat melakukan proses wawancara pertama dengan klien, interviewer pasti mewawancarai mengenai riwayat sosial klien. Ada beberapa area dari riwayat sosial yang harus diperoleh oleh interviewer yang saya rangkum dibawah ini, area yang dimaksud yaitu:             1.     Family History Riwayat keluarga, dengan siapa saja klien tinggal, masalah-masalah yang pernah terjadi di dalam keluarga, siapa saja anggota keluargan

Tugas Review Tekhnik Wawancara (Bag.Klinis)

Febriani Sifa Amalia 705100095 Kelas C Tugas Tekhnik Wawancara Review Presentasi Wawancara Psikolog Klinis      Pada tugas kali ini, wawancara terhadap piskolog klinis dewasa dan anak, masing-masing dilakukan oleh dua kelompok. saya mulai dengan review kelompok pertama: Kelompok Psikolog Klinis Dewasa Kelompok klinis dewasa yang pertama:      Subjek menjelaskan mengenai pentingnya pemahaman kita mengenai wawancara. Karena   wawancara merupakan a lat atau modal utama bagi para lulusan sarjana psikologi yang benar-benar harus dikuasai . Kemudian untuk melengkapi kemampuan dasarnya, untuk lebih mengenal kliennya seorang psikolog memerlukan w awancara dan observasi , serta alat tes sebagai tambahannya untuk memperkuat asumsi. Subjek menggunakan tekhnik wawancara karena tidak butuh tes yang banyak dan rumit, serta hanya perlu menguasai tekhnik wawancara yang baik. Prosedur pada saat wawancara dilakukan oleh subjek tidak terstruktur, tidak menggunakan panduan wawancar